TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang wisudawan terbaik mencerita kisah sedih karena orangtuanya tak datang ke hari wisudanya.
Kisah tersebut diceritakan di akun Facebook-nya, Jeric R. Rivas, pada Minggu (14/4/2019).
Jeric Rivas jadi Sarjana Kriminologi di La Concepcion College San Jose Del Monte Bulacan, Filipina.
Dia mengatakan bahwa dirinya menangis saat upacara wisudanya dan berusaha tegar saat namanya dipanggil untuk maju ke depan.
Ia menuliskan orangtuanya tidak pernah datang ke momen spesial yang ada di hidupnya, bahkan saat dia jadi lulusan terbaik.
“Ketika saya di sekolah dasar, saya menerima penghargaan tertinggi sebagai siswa terbaik tetapi orangtua saya tidak pernah datang. Mereka seharusnya naik ke atas panggung dan menggalungkan medali di leher saya, tetapi karena mereka tidak datang, saya menolak medali itu,” tulisnya.
Setelah lulus sekolah dia meninggalkan kampung halamannya di Pulau Sibuyan, Romblon untuk kuliah.
Selama kuliah, dia harus bekerja untuk membiayai sekolahnya.
Dia bekerja sebagai buruh pabrik, pelayan di restoran cepat saji hingga menjadi pembantu rumah tangga.
Banyak profesor yang mendengar kisahnya, bahkan mengajaknya untuk ke rumah.
“Satu demi satu nama lulusan dipanggil dan mereka semua naik ke panggung bersama orangtua mereka, sedangkan namaku tidak kunjung dipanggil. Namun ketika nama saya dipanggil, profesor saya datang ke tempat duduk saya dan menemani saya ke atas panggung,” tulisnya.
Saat berjalan, seorang profesor lain yang berdiri di atas panggung menunggu Jeric lalu memeluknya.
Jeric mengucapkan banyak terima kasih kepada para prosefor yang telah membantunya.
"Kepada orangtuaku, yang sampai hari ini tidak bisa menerimaku dalam hidup mereka, jika kau membaca ini, ini aku sekarang dan kuharap aku membuatmu bangga ..." tulisnya.
Simak video di atas! (Tribun-Video.com/Aprilia Saraswati)
Kisah tersebut diceritakan di akun Facebook-nya, Jeric R. Rivas, pada Minggu (14/4/2019).
Jeric Rivas jadi Sarjana Kriminologi di La Concepcion College San Jose Del Monte Bulacan, Filipina.
Dia mengatakan bahwa dirinya menangis saat upacara wisudanya dan berusaha tegar saat namanya dipanggil untuk maju ke depan.
Ia menuliskan orangtuanya tidak pernah datang ke momen spesial yang ada di hidupnya, bahkan saat dia jadi lulusan terbaik.
“Ketika saya di sekolah dasar, saya menerima penghargaan tertinggi sebagai siswa terbaik tetapi orangtua saya tidak pernah datang. Mereka seharusnya naik ke atas panggung dan menggalungkan medali di leher saya, tetapi karena mereka tidak datang, saya menolak medali itu,” tulisnya.
Setelah lulus sekolah dia meninggalkan kampung halamannya di Pulau Sibuyan, Romblon untuk kuliah.
Selama kuliah, dia harus bekerja untuk membiayai sekolahnya.
Dia bekerja sebagai buruh pabrik, pelayan di restoran cepat saji hingga menjadi pembantu rumah tangga.
Banyak profesor yang mendengar kisahnya, bahkan mengajaknya untuk ke rumah.
“Satu demi satu nama lulusan dipanggil dan mereka semua naik ke panggung bersama orangtua mereka, sedangkan namaku tidak kunjung dipanggil. Namun ketika nama saya dipanggil, profesor saya datang ke tempat duduk saya dan menemani saya ke atas panggung,” tulisnya.
Saat berjalan, seorang profesor lain yang berdiri di atas panggung menunggu Jeric lalu memeluknya.
Jeric mengucapkan banyak terima kasih kepada para prosefor yang telah membantunya.
"Kepada orangtuaku, yang sampai hari ini tidak bisa menerimaku dalam hidup mereka, jika kau membaca ini, ini aku sekarang dan kuharap aku membuatmu bangga ..." tulisnya.
Simak video di atas! (Tribun-Video.com/Aprilia Saraswati)
Wisudawan Terbaik Menangis Orangtua Tak Mau Datang di Wisuda, Harus Bekerja untuk Biaya Kuliah camera iphone 8 plus apk | |
22 Likes | 22 Dislikes |
4,834 views views | 37.4K followers |
People & Blogs | Upload TimePublished on 21 Apr 2019 |
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét